PENULISAN HURUF
Diajukan Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah
Bahasa Indonesia
Dosen : Dra.
Siti Zumrotul Maulidah

Di susun oleh
Kelompok 2
1. TITIN
PRAMUDYAWATI
2.
3. ULLY ZULFA ROHMATULLAILI
4.
PROGRAM STUDY PERBANKAN SYARIAH
IAIN
TULUNGAGUNG
2013
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada
Allah SWT , karena atas berkat rahmat dan karunia-NYA semata makalah mata
kuliah Bahasa Indonesia ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
suri tauladan mulia Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
jahiliyah kealam terang benderang agama islam.
Penulisan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang penulisan kata dasar,
penulisan kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata ganti, kata depan,
kata si dan sang, partikel, singkatan dan akronim, angka dan lambang bilangan,
dan penulisan unsur serapan. Penyusun berterima kasih kepada Ibu Dra. Siti
Zumrotul Maulidah selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini.
Seperti pepatah
mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan
penyusun sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik
yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik
dan berdaya guna di masa yang akan datang.
Tulungagung, September 2013
Tim
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan
Masalah
1.3
Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemakaian Huruf
2.2 Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf
Miring
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Kemampuan berbahasa
Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi masyarakat Indonesia,
tidak terkecuali para Mahasiswa. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran di
Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta, bahasa Indonesia merupakan mata kuliah pokok.
Mata kuliah bahasa Indonesia dipelajari oleh Mahasiswa berdasarkan kurikulum
yang berlaku, yang di dalamnya tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah
satu tujuan pokoknya adalah Mahasiswa mampu dan terampil untuk menyusun karya
tulis maupun makalah pada saat Skripsi, setelah mengalami proses belajar
mengajar dikampus. Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu aspek,
tetapi di dalamnya termasuk kemampuan membaca, menulis, mendengarkan
(menyimak), dan berbicara. Dalam proses pemerolehan dan penggunaannya,
keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan. Bahasa tulis mencakup
sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah mengenai ejaan yang mencakup
macam-macam huruf, berbagai kata, dan aneka tanda baca. Ada beberapa hal yang
perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam bab
ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan pemakaian huruf miring pada
bahasa tulis.
1.2
Rumusan
Masalah
Penulis akan membahas
tentang pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring dengan
pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
pemakaian huruf pada bahasa tulis ?
2. Bagaimana
pemakaian huruf kapital pada bahasa tulis?
3. Bagaimana
pemakaian huruf miring pada bahasa tulis ?
4. Bagaimana
pemakaian huruf tebal pada bahasa tulis ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf pada
bahasa tulis.
2.
Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf kapital
pada bahasa tulis.
3.
Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf miring
pada bahasa tulis.
4.
Untuk mengetahui bagaimana pemakaian huruf tebal
pada bahasa tulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemakaian
Huruf
2.1.1 Huruf Abjad
Abjad yang
digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf yang berikut. Nama
tiap huruf disertakan di kolom ketiga.
Huruf
|
Nama
|
|
Kapital
|
Kecil
|
|
A
B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z |
a
b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z |
a
be ce de e ef ge ha i je ka el em en o pe ki er es te u ve we eks ye zet |
2.1.2 Huruf
Vokal
Huruf yang
melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e,
i, o, dan u.
Huruf
Vokal |
Contoh
Pemakaian dalam Kata
|
||
Posisi
Awal
|
Posisi
Tengah
|
Posisi
Akhir
|
|
a
e* i o u |
api
enak emas itu oleh ulang |
padi
petak kena simpan kota bumi |
lusa
sore tipe murni radio ibu |
Keterangan:
*
|
Untuk keperluan pelafalan kata
yang benar, tanda aksen (ˊ) dapat digunakan jika ejaan kata menimbulkan
keraguan.
|
Misalnya:
|
|
Anak-anak bermain di teras
(téras).
|
|
Upacara itu dihadiri pejabat teras
Bank Indonesia.
|
|
Kami menonton film seri
(séri).
|
|
Pertandingan itu berakhir seri.
|
|
Di mana kécap itu dibuat?
|
|
Coba kecap dulu makanan
itu.
|
2.1.3 Huruf
Konsonan
Huruf yang
melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf huruf b,
c, d, f, g, h, j, k, l,
m, n, p, q, r, s, t, v,
w, x, y, dan z.
Huruf
Konsonan |
Contoh Pemakaian
dalam Kata
|
||
Posisi
Awal
|
Posisi
Tengah
|
Posisi
Akhir
|
|
b
c d f g h j k l m n p q** r s t v w x** y z |
bahasa
cakap dua fakir guna hari jalan kami - lekas maka nama pasang Quran raih sampai tali varia wanita xerox yakin zeni |
sebut
kaca ada kafan tiga saham manja paksa rakyat* alas kami tanah apa status quo bara asli mata lava hawa - payung lazim |
adab
- Abad maaf gudeg tuah mikraj politik bapak* akal diam daun siap Taufiq putar tangkas rapat - - sinar-x - juz |
Keterangan:
*
|
Huruf k melambangkan bunyi
hamzah.
|
**
|
Huruf q dan x khusus
dipakai untuk nama diri (seperti Taufiq dan Xerox) dan
keperluan ilmu (seperti status quo dan sinar x).
|
2.1.4 Huruf
Diftong
Di dalam bahasa
Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Huruf
Diftong |
Contoh
Pemakaian dalam Kata
|
||
Posisi
Awal
|
Posisi
Tengah
|
Posisi
Akhir
|
|
ai
au oi |
ain
aula - |
malaikat
saudara boikot |
pandai
harimau amboi |
2.1.5 Gabungan
Huruf Konsonan
Gabungan huruf
konsonan kh, ng, ny, dan sy masing masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
Gabungan
Huruf Konsonan |
Contoh
Pemakaian dalam Kata
|
||
Posisi
Awal
|
Posisi
Tengah
|
Posisi
Akhir
|
|
kh
ng ny sy |
khusus
ngilu nyata syarat |
akhir
bangun banyak isyarat |
tarikh
senang - arasy |
Catatan:
Nama orang, badan
hukum, dan nama diri yang lain ditulis sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan, kecuali jika ada pertimbangan khusus.
2.2 Pemakaian Huruf Kapital
dan Huruf Miring
2.2.1Huruf Kapital
1.
|
Huruf kapital atau huruf besar
dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
|
||||||||||||||||
Misalnya:
Dia
membaca buku.
Apa
maksudnya?
Kita
harus bekerja keras.
Pekerjaan
itu akan selesai dalam satu jam.
|
|||||||||||||||||
2.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama petikan langsung.
|
||||||||||||||||
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah,
Nak!"
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
"Besok pagi," kata Ibu, "dia akan
berangkat."
|
|||||||||||||||||
3.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
|
||||||||||||||||
Misalnya:
|
4.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti
nama orang.
|
Misalnya:
Mahaputra
Yamin
Sultan
Hasanuddin
Haji Agus
Salim
Imam
Syafii
Nabi
Ibrahim
|
||
b.
|
Huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang
tidak diikuti nama orang.
|
|
Misalnya:
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Pada tahun ini dia pergi naik haji.
Ilmunya belum seberapa, tetapi lagaknya sudah seperti kiai.
|
||
5.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau
nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
|
Misalnya:
Wakil Presiden
Adam Malik
Perdana Menteri
Nehru
Profesor
Supomo
Laksamana
Muda Udara Husein Sastranegara
Sekretaris
Jenderal Departemen Pertanian
Gubernur
Jawa Tengah
|
||
b.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk
lengkapnya.
|
|
Misalnya:
Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.
Sidang itu dipimpin Presiden.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen
Pendidikan Nasional.
Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen.
|
||
c.
|
Huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama
orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu.
|
|
Misalnya:
Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu?
Devisi itu dipimpin oleh seorang mayor jenderal.
Di setiap departemen terdapat seorang inspektur jenderal.
|
||
6.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsur unsur nama orang.
|
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf
Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
|
||
Catatan:
|
(1)
|
Huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama seperti pada de, van, dan der
(dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam
nama Portugal).
|
|
Misalnya:
J.J de Hollander
J.P. van Bruggen
H. van der Giessen
Otto von Bismarck
Vasco da Gama
|
||
(2)
|
Dalam nama orang tertentu, huruf
kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti.
|
|
Misalnya:
Abdul Rahman bin Zaini
Ibrahim bin Adham
Siti Fatimah binti Salim
Zaitun binti Zainal
|
b.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau
satuan ukuran.
|
|||||||||
Misalnya:
|
||||||||||
c.
|
Huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau
satuan ukuran.
|
|||||||||
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
|
||||||||||
7.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
|
||||||||
Misalnya:
bangsa Eskimo
suku Sunda
bahasa Indonesia
|
||||||||||
b.
|
Huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai
bentuk dasar kata turunan.
|
|||||||||
Misalnya:
pengindonesiaan kata asing
keinggris-inggrisan
kejawa-jawaan
|
||||||||||
8.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
|
||||||||
Misalnya:
|
||||||||||
b.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsur unsur nama peristiwa sejarah.
|
Misalnya:
Perang Candu
Perang Dunia
I
Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia
|
||||||||||||||||
c.
|
Huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.
|
|||||||||||||||
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
|
||||||||||||||||
9.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsur unsur nama diri geografi.
|
||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
b.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsur unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi.
|
|||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
c.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya
menggambarkan kekhasan budaya.
|
|||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
d.
|
Huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti oleh nama diri
geografi.
|
|||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||
e.
|
Huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama
jenis.
|
|||||||||||||||
Misalnya:
nangka belanda
kunci inggris
petai cina
pisang ambon
|
||||||||||||||||
10.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti
dan, oleh, atau, dan untuk.
|
||||||||||||||
Misalnya:
|
Republik Indonesia
Departemen
Keuangan
Majelis Permusyawaratan
Rakyat
Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 57 Tahun
1972
Badan Kesejahteraan
Ibu dan Anak
|
||||||||||||||||||||||
b.
|
Huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi,
lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
|
|||||||||||||||||||||
Misalnya:
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menjadi sebuah republik
menurut undang-undang yang berlaku
|
||||||||||||||||||||||
Catatan:
Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga
resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari
negara tertentu, misalnya Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf
kapital.
|
||||||||||||||||||||||
Misalnya:
Pemberian gaji bulan ke 13 sudah disetujui Pemerintah.
Tahun ini Departemen sedang menelaah masalah itu.
Surat itu telah ditandatangani oleh Direktur.
|
||||||||||||||||||||||
11.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul
karangan.
|
|||||||||||||||||||||
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Dasar-Dasar
Ilmu Pemerintahan
|
||||||||||||||||||||||
12.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam
judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di,
ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak
terletak pada posisi awal.
|
|||||||||||||||||||||
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke
Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum
Perdata".
|
||||||||||||||||||||||
13.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan
dengan nama diri.
|
|||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
|
||||||
Catatan:
Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan tinggi,
termasuk singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.
|
||||||
14.
|
a.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik, dan paman, yang digunakan
dalam penyapaan atau pengacuan.
|
||||
Misalnya:
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Besok Paman akan datang.
Surat Saudara sudah saya terima.
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.
"Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
|
||||||
b.
|
Huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan
dalam pengacuan atau penyapaan.
|
|||||
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal di Jakarta.
|
||||||
15.
|
Huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan.
|
|||||
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
Surat Anda telah kami terima dengan baik.
|
||||||
16.
|
2.2.2 Huruf Miring
1.
|
Huruf miring dalam cetakan dipakai
untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
tulisan.
|
Misalnya:
Saya belum pernah membaca buku Negarakertagama
karangan Prapanca.
Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat
Bahasa.
Berita itu muncul dalam surat kabar Suara Merdeka.
|
|
Catatan:
Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum
diterbitkan dan dirujuk dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf
miring, tetapi diapit dengan tanda petik.
|
|
2.
|
Huruf miring dalam cetakan dipakai
untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok
kata.
|
Misalnya:
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
|
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan berlepas
tangan.
|
||
3.
|
a.
|
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata
atau ungkapan
yang bukan bahasa Indonesia.
|
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Orang tua harus bersikap tut wuri handayani
terhadap anak.
Politik devide et impera pernah merajalela di
negeri ini.
Weltanschauung
dipadankan dengan 'pandangan dunia'.
|
||
b.
|
Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa
Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia.
|
|
Misalnya:
Negara
itu telah mengalami empat kali kudeta.
Korps
diplomatik memperoleh perlakuan khusus.
|
||
Catatan:
Dalam
tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring
digarisbawahi.
|
2.2.3
Huruf Tebal
1.Huruf
tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar
isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
|
mengalahkan
v 1 menjadikan kalah ...; 2 menaklukkan ...; 3
menganggap kalah ...
terkalahkan
v dapat dikalahkan ...
|
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan manual, huruf atau kata
yang akan dicetak dengan huruf tebal diberi garis bawah ganda.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analogi dan anomali yang
terjadi didalam bahasa Indonesia dan secara khusus terjadi didalam kata-kata serapan
ke dalam bahasa indonesia. Suatu gejala Bahasa Indonesia pada awanya bisa
dianggap anomali, namun setelah berlangsung terus menerus dengan frekwensi yang
fungsi bisa berubah menjadi analogi. Suatu gejala bahasa apakah termasuk
kedalam kriteria analogi / anomali sebenarnya tergantung pada masyarakat
terutama mereka yang memiliki legalitas tentang Bahasa.
3.2 Saran
Bahasa Indnesia tidak
akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat bahasa dan balai bahasa serta
tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa. Maka pembelajaran bahasa
disetiap sekolah-sekolah pada setiap jenjang pendidikan nyata diperlukan karena
akan membantu memelihara kesucian dan keaslian bahasa agar terhindar dan
terkontaminasi budaya asing.
No comments:
Post a Comment