MAKALAH
“DESAIN
BERFIKIR WIRAUSAHA”
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH :
KEWIRAUSAHAAN
DOSEN
PEMBIMBING :
PS
III E /FEBI
INTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
TULUNGAGUNG
2014
A.
Prinsip
Berfikir Wirausaha
Kewirausahaan
(entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi
semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang
dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan
adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber
daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Dengan
demikian, ada enam hakikat pentingnya kewirausahaan, yaitu:
ü
Kewirausahaan adalah suatu nilai
yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak,
tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
ü
Kewirausahaan adalah suatu nilai
yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto
Prawiro, 1997)
ü
Kewirausahaan adalah suatu proses
dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang
bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
ü
Kewirausahaan adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
ü
Kewirausahaan adalah suatu proses
penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan
peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
ü
Kewirausahaan adalah usaha
menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui
cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
Berdasarkan
keenam pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah
nilai-nilai yang membentuk karakter dan perilaku seseorang yang selalu kreatif
berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan berusaha dalam rangka
meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Meredith dalam Suprojo
Pusposutardjo(1999), memberikan ciri-ciri seseorang yang memiliki
karakter wirausaha sebagai orang yang
Ø
percaya diri,
Ø
berorientasi tugas dan hasil,
Ø
berani mengambil risiko,
Ø
berjiwa kepemimpinan,
Ø
berorientasi ke depan, dan
Ø
keorisinalan.
Dengan
demikian bisa disimpulkan prinsip utama berfikir kewirausahaan adalah :
·
Jangan takut gagal.Banyak yang
berpendapat bahwa untuk berwirausaha dianalogkan dengan impian seseorang untuk
dapat berenang. Walaupun teori mengenai berbagai gaya berenang sudah
bertumpuk,sudah dikuasai dengan baik dan literatur-literatur sudah lengkap,
tidak ada gunanya kalau tidak di ikuti menyebur ke dalam air (praktek
berenanga) demikian halnya untuk berusaha, tidak ada gunanaya berteori kalau
tidak terjun langsung, sehingga mengalami (berpengalaman), dan sekalilagi
jangan takut gagal sebab kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda
·
Penuh semangat.Hal yang menjadi
penghargaan terbesar bagi pembisnis atau perwirausahaan bukanlah tujuannya
melainkan lebih kepada proses dan perjalanannya.
·
Kreativ dan Inovativ.Kreativitas dan
Inovasi adalah modal bagi seorang pengusaha. Seorang wirausaha tidak boleh berhenti
dalam berkreativitan dan berinovasi dalam segala hal.
·
Bertindak dengan penuh perhitungan
dalam mengambil resiko.Resiko selalu ada dimanapun kita berada. Seringkali kita
menghindra dari resiko yang satu, tetapi menemui bentuk resiko lainnya. Namun yang
harus diperhitungkan adalah perhitugkan deangan baik-baik sebelum memutuskan
sesuatu, terutama yang tingkat resikonya tinggi.
·
Sabar, ulet dan tekun.Prinsip lain
yang tidak kalah penting dalam berusa adalah kesabaran dan keytekunan. Saban
dan tekun meskipun harus menghadapi berbagai bentuk permasalahan, percobaan,
dan kendala bahkan diremehkan oleh orang lain.
·
Harus optimis.Optimis adalah modal
usaha yang cukup penting bagi usahawan, sebab kata optimis nerupakan sebuah
prinsip yang dapat memotivasi kesadaran kita sehingga apapun usaha yang kita
lakukan harus penuh optimis bahwa usaha yang kita laksanakan akan sukses.
·
Abisius.Demikian juga prinsip ambisius seorang
wirausahawan harus berambisi, apapun jenis usaha yang akan dilakukannya.
·
Pantang menyerah atau jangan putus
asa.Prinsip pantang menyerah adalah bagian yang harus dilakukan kapanpun
waktunya.
·
.Peka terhadap pasar atau dapat baca
peluang pasar.Prinsip peka terhadap pasar atau dapat baca peluang pasa
radalah prinsip mutlak yang harus dilakukan oleh wirausahawan, baik pasar
ditingkat lokal, regional, maupun internasional. Peluang pasar sekecil apapun
harus di identifikasi dengan baik, sehingga dapat mengambil peluang pasar
tersebut dengan baik.
·
Berbisnis dengan standar etika.Prinsip bahwa
setiap pebisnis harus senantiasa memegang secara baik tentang standar etika
yang berlaku secara universal.
·
Mandiri.Prinsip kemandirian harus
menjadi panduan dalam berwirausaha. Mandiri dalam banyak hal adalah kunci
penting agar kita dapat menghindarkan ketergantungan dari pikak-pikak atau para
pemangku kepentingan atas usaha kita.
·
Jujur.Menurut Pytagoras, kejujuran
adalah mata uang yang akan laku dimana-mana. Jadi, jujur kepada pemasok dan
pelanggan atau kepada seluh pemangku kepentingan perusahaan adalah prinsip dasar
yang harus dinomorsatukan dalam berusaha.
·
Peduli lingkungan.Seorang pengusaha
harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan sehingga haruas turut serta
menjaga kelestarian lingkungan tempat usahanya.
·
Membangun Relasi dan network dengan
sesama wirausahawan karena dengan begitu proses pembelajaran dan pengetahuan
akan kewirausahawan kita akan berkembang. [1]
Jadi,
keberhasilan suatu usaha, ada syarat utama yang harus dimiliki yaitu memiliki
jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi
oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Ia adalah seseorang yang
memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability
to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan
inovatif.
B. FAKTOR YANG MENDORONG SEORANG
BERWIRAUSAHA
Empat faktor yang
mempengaruhi kepribadian seseorang untuk menjadi pengusaha. Empat faktor itu adalah: Individu,
kultural, masyarakat, dan gabungan dari ketiga faktor tadi.
- Faktor
Individual
Banyak ahli yang berpendapat bahwa studi mereka akan membuahkan hasil
apabila sifat wirausahawan dapat diungkap lebih jauh, meskipun faktanya, sifat
tersebut tidak bisa dijadikan indikator dalam mengukur perilaku wirausahawan. Peter
Drucker, adalah salah satu dari sekian banyak orang yang tidak percaya
bahwa sifat adalah tolak ukurnya, dan sebaliknya berpendapat bahwa
kewirausahaan dapat diajarkan. Seorang profesor dalam bidang kewirausahaan
sependapat dengan hal ini:
Kepada semua yang tidak takut mengambil risiko, Akan kutunjukkan kepadamu
bagaimana seseorang dapat membenci risiko. Untuk setiap orang yang terlahir
sebagai anak pertama yang sukses dalam wirausaha, akan ada satu satu orang yang
terlahir sebagai anak tunggal atau anak bungsu yang sukses. Dan setiap
wirausaha yang tumbuh dengan mendengarkan pembicaraan orangtuanya yang menjadi
pengusaha, akan ada pengusaha yang tumbuh karena didikan keras orangtuanya,
atau karena tidak mempunyai orangtua.
Namun, banyak yang percaya bahwa para pengusaha memiliki sifat khusus,
dimana sifat ini tidak dapat diajarkan. Seorang enulis dari majalah Business
Week tidak setuju dengan pendapatnya Peter Drucker, ”Mungkin Drucker benar,
bahwa sifat – sifat wirausaha dapat dipelajari, namun tidak demikian dengan
jiwa wirausahawan. Seorang wirausahawan bisa juga adalah seorang manajer,
tetapi tidak semua manajer dapat menjadi wirausahawan.” Ada pengusaha yang
berpendapat,
Anda tidak bisa mengajarkan dorongan, initiative, ingenuity,
atau individuality. Anda juga tidak akan bisa mengajarkan pola pikir ataupun
sifat. Anda juga tidak bisa mengajarkan pelajaran memulai sebuah usaha hanya
dengan harapan dan kemampuan berbicara kepada seseorang untuk meminjam uang
(berhutang).
Sedangkan seorang yang lain menyatakan, ”Ide – ide yang brilian itu sudah
biasa, namun orang yang bisa menjalankannya sangat jarang.”
Apakah wirausahawan muncul semenjak seseorang lahir ataukah di saat
seseorang tumbuh dewasa, ada beberapa sifat yang memang muncul ketika seseorang
merasakan sukses. Sifat ini, kerap ditemukan dalam beberapa manajer dan
pengusaha yang sukses. Berikut sifat – sifat yang dimaksud:
Rasa antusias dalam berbisnis
Para pengusaha harus lebih bersemangat dalam menjalankan usahanya karena
akan ada banyak rintangan yang harus dilalui. Mereka yang kehilangan semangat
dalam bekerja tidak akan sukses. Steven Jobs, pendiri komputer Apple,
mengatakan kalau Apple sukses bukan karena konsep dari Apple adalah sebuah ide
yang brilian, namun karena Apple dibangun dengan ’hati’. Komitmen inilah yang
mendorong seseorang untuk bekerja lebih, hingga akan mengatakan, ”Aku tidak
akan menyerah sebelum sukses!”
Tidak putus asa meskipun gagal
Karena akan ada banyak rintangan yang harus dilalui, seorang pengusaha
tidak boleh menyerah begitu saja. Banyak cerita sukses dari para pengusaha
dimana mereka terus bangkit meskipun kegagalan yang diraih sudah tak dapat
dihitung lagi. ”Wirausahawan tidak dapat gagal, mereka hanya mendapatkan
pengalaman pahit.” Mereka paham, bahwa ”kesukaran akan menjadi peluang baru
yang belum terlihat.” Paul Goldin,
CEO dari perusahaan Score Board, mengatakan, ”Jangan takut gagal.
Cobalah sampai tujuh, delapan kali.”
Walt Disney
pernah bangkrut tiga kali sebelum sukses membuat film pertamanya. Henry Ford
gagal dua kali, dan tidak mungkin bisa sukses apabila tidak bangkit dari
kegagalannya. Joe Namath, pemain sepakbola, menyikapi kegagalan secara positif,
“Aku tidak pernah kalah dalam pertandingan. Aku cuma kadang – kadang kehabisan
waktu saja.”
Percaya Diri
Para pengusaha percaya dengan kemampuan dan konsep bisnis mereka. Mereka
percaya bahwa mereka mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan apa yang mereka mulai.
Rasa percaya diri ini, bukan hanya omong kosong belaka. Banyak dari mereka yang
memiliki pengetahuan tentang pasar dan industri. Tak jarang dari mereka yang melakukan berbagai
investigasi untuk mencari informasi. Bukanlah hal yang aneh apabila seorang
pengusaha belajar dari usaha orang lain. Mereka pun mengembangkan usahanya
sembari bekerja dari orang lain. Dengan demikian, mereka akan mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman untuk belajar dari kesalahan orang lain pula.
Seorang pengusaha yang sukses mengatakan, ”Lebih baik saya belajar mengendarai
motor dengan menggunakan motor orang lain daripada milik saya sendiri.”
Tekad yang kuat
Hampir setiap pengusaha mempunyai motivasi dan tekad yang kuat untuk
mencapai sukses. Jon. P.Goodman, direktur Universitas Kewirausahaan
California Selatan, berpendapat bahwa tekad merupakan kunci penting untuk
meraih kesuksesan karena pengusaha yang sukses tidak terbelenggu oleh takdir.
Para pengusaha percaya bahwa kesuksesan dan kegagalan mereka disebabkan oleh
diri sendiri. Kualitas diri ini juga disebut sebagai internal locus of control.
Seseorang yang percaya bahwa takdir, ekonomi, dan faktor – faktor eksternal
lainnya merupakan kunci kesuksesan tidak cocok menjadi pengusaha.
Pengolahan Risiko
Dalam kacamata orang awam, para pengusaha umumnya adalah orang – orang
yang mudah mengambil risiko, itupun dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini
tidak selamanya benar. Pertama, seperti yang dikatakan diatas, mereka bekerja
terlebih dahulu secara penuh, atau paruh waktu. Lalu kemudian memulai bisnisnya
secara perlahan, hingga akhirnya sampai pada puncak kesuksesan.
Para pengusaha juga memandang risiko secara berbeda dari yang lain. Seorang
penulis majalah Business Week menggunakan contoh Chuck Yeager, seorang
pilot dan Scott Schmidt, penemu ski ekstrim. Kemampuan Yeager untuk
mengemudikan kokpit selama bertahun – tahun membuatnya melihat risiko dalam
sudut pandang yang berbeda.
Ski ekstrim Scott
Schmidt terbang dengan ketinggian lebih dari 60 kaki. Publik menilai dia sangat
ceroboh dari video – video loncatan hebatnya. Dalam setiap loncatan, dia
mengukur secara teliti bagaimana saat loncat dan saat mendaratnya. Oleh
karenanya, Schmidt tidak menganggap dirinya seorang maniak loncat yang ceroboh,
namun seorang pemain ski yang handal.
Lane Nemeth, penemu Discovery Toys, mengatakan bahwa para pengusaha
melihat risiko dalam sudut pandang yang berbeda. Ketika dia memulai
perusahaannya dengan uang $50.000, dia melihat uang itu dan menanyakan pada
dirinya sendiri, ”Bagaimana kalau aku gagal?” Namun, saat itulah terakhir
kalinya dia berpikir kalau dia akan gagal.
Melihat perubahan sebagai peluang
Oleh orang awam, perubahan merupakan sesuatu yang mengerikan dan harus
dihindari. Para pengusaha melihatnya sebagai sesuatu yang normal dan perlu.
Mereka mencari perubahan, dan menjawab perubaan itu, kemudian mencari peluang,
dan akhirnya menciptakan inovasi.
Toleransi akan Ambiguitas
Hidup seorang pengusaha sangatlah tidak terstruktur. Tidak ada yang
menetapkan jadwal dan proses langkah demi langkah. Tidak ada yang menentukan
berapa persentase kesuksesan. Banyak faktor – faktor yang tidak bisa diukur
seperti ekonomi, cuaca, dan perubahan keiingan konsumen yang seringkali membawa
dampak yang drastis dalam usaha. Hidup seorang pengusaha bisa dikatakan hidup
yang penuh dengan ambiguitas, tidak jelas. Namun, pengusaha yang sukses merasa
nyaman dengan semua itu.
Perlunya Inisiatif dan Pencapaian
Hampir setiap orang percaya bahwa pengusaha yang sukses mengambil
inisiatif penuh dalam situasi dimana yang lain tidak akan maju. Keinginan para
pengusaha untuk bertindak sesuai dengan ide mereka terkadang sering mengaburkan
pandangan mereka yang bukan pengusaha. Banyak orang yang mempunyai ide brilian,
namun ide – ide ini tidak pernah direalisasikan.
Para pengusaha bertindak berdasarkan idealis mereka untuk mencapai sebuah
hasil, sebuah pencapaian. Pencapaian itu kemudian diubah menjadi dorongan dan
inisiatif.
Detil, dan perfeksionisme
Sebagian besar para pengusaha perfeksionis. Segala sesuatunya dilakukan
dengan sempurna, baik produk maupun servis. Namun, hal ini kerap kali menjadi
sumber frustasi pekerja yang bukan perfeksionis. Oleh karenanya, para pekerja
kerap melihat para pengusaha sebagai orang yang sulit.
Persepsi akan Menghabiskan Waktu
Para pengusaha sadar bahwa waktu bergulir secara cepat dan, mereka pun
menjadi orang yang tidak sabaran. Karena hal inilah, segala sesuatunya tidak
pernah selesai dengan cepat dan mulailah masuk ke dalam krisis. Orang – orang
yang tidak terbiasa akan merasa risih dengan hal ini.
Kreativitas Salah satu
alasan para pengusaha sukses adalah karena mereka mempunyai imajinasi dan
rencana – rencana lain. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat peluang lebih
dari apa yang orang awam lihat. Nolan Bushnell membuat video game konsol
rumahan dan Chuck E, percaya bahwa kreasi hanyalah sesuatu yang standar dalam
sebuah bisnis. Sebagai contoh, Bushnell pernah bekerja di taman bermain saat
masih kuliah. Di sinilah dia mendapatkan ide untuk membuat video game rumahan.
Dia percaya, para pengusaha harus tahu apa yang konsumen inginkan, bahkan
sebelum mereka sadar bahwa mereka menginginkannya, dan secepat mungkin.
Kemampuan untuk melihat secara garis
besar Para pengusaha seringkali melihat sesuatu
secara holistik, mereka dapat melihat garis besar ketika yang lain hanya
melihat bagian dari garis tersebut. Berdasarkan sebuah studi, seorang pengusaha
menjalankan usahanya dengan mencari informasi yang lebih banyak tentang
lingkungan kerjanya dibanding mereka yang tidak sukses. Dengan proses ini,
pengusaha melihat lingkungan kerja secara keseluruhan, dan membuat rancangan
kerja untuk memperbesar aktivitas usahanya.
Faktor – Faktor yang Memotivasi
Meskipun banyak orang yang percaya bahwa para pengusaha termotivasi oleh
uang, banyak faktor yang sebenarnya lebih penting, seperti perlunya mencapai
sebuah hasil yang maksimal (pencapaian) seperti yang telah ditunjukkan diatas.
Sebuah keinginan untuk mandiri lebih pentingn dibandingkan motivasi akan uang
itu sendiri. Para pengusaha pada awalnya memulai usahanya karena tidak ingin
memiliki bos / atasan. Setidaknya, 3.000 pengusaha mengidentifikasi beberapa
faktor dibawah ini sebagai alasan mengapa mereka berwirausaha:
Menggunakan ketrampilan dan kemampuan diri sendiri
Mendapatkan kontrol dalam hidup mereka
Ingin menghadiahkan sesuatu bagi keluarganya
Karena dia suka akan tantangan
Untuk hidup bebas dimana diri sendirilah yang menentukan
Sedangkan faktor yang lainnya adalah: ingin diakui, ingin mendapatkan
hadiah dan penghargaan, dan ingin memuaskan hasrat dan ekspektasi diri.
Kepercayaan Diri
Konsep kepercayaan diri mempengaruhi keinginan seseorang. Kepercayaan
diri didefinisikan sebagai kepercayaan seseorang dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Kepercayaan diri yang kuat dan akurat sangat diperlukan untuk
mengembangkan seluruh aspek kemanusiaan, termasuk inisiatif dan ketekunan. Oleh
karenanya, seseorang yang percaya bahwa dia akan sukses sebagai pengusaha akan
meraih impiannya.
- Faktor
Kultural
Sebuah penemuan yang sangat umum apabila kebudayaan dan etnik dapat
merepresentasikan sebuah jaringan usaha, yang tentunya, orang – orang yang
tergabung didalamnya merupakan pengusaha. Namun, kecenderungan kultur ini masih
belum jelas, karena setiap individu dalam suatu kelompok budaya tidak semuanya
menjadi pengusaha dengan alasan yang sama.
Efek dari kultur dan sifat etnis ini mungkin terangkai,
karena menurut berbagai studi, kebudayaan yang berbeda memiliki nilai dan
kepercayaan yang berbeda pula. Sebagai contoh, di Jepang dikenal ada sebuah
pencapaian kultur dimana seseorang harus terus berusaha sampai mereka sukses.
Faktur lain yang penting adalah bagaimana kultur tersebut memiliki internal
locus of control atau tidak. Sebagai contoh, kultur di Amerika mendukung
adanya internal locus, sedangkan di Rusia tidak.
Kultur juga mempengaruhi status kewirausahaan. Sebuah
studi di Kanada, menyatakan bahwa orang India melihat kewirausahaan sebagai
sesuatu yang positif, sedangkan orang – orang Haiti melihatnya sebagai kerjaan
rendahan. Ekspektasi kultural merupakan penghalang untuk seorang Wanita bernama
Puerto Rican di Washington, D.C. Ketika dia ingin memulai usahanya, kakaknya
menyuruhnya untuk segera menikah saja.
- Faktor
Masyarakat
Dalam semua lingkungan sosial, ada orang yang tidak ingin
menjadi pengusaha, tetapi karena situasi dan kondisi, mereka terpaksa menjadi
pengusaha. Para pekerja di Amerika dapat dikategorikan dalam grup ini. Hal ini
disebabkan karena perubahan pangsa pasar. Para imigran di berbagai negara
mencoba jalan ini apabila kemampuan berbahasa dan ketrampilan mereka tidak
sesuai. Ini disebut sebagai adaptasi. Sebuah studi faktor – faktor etnokultural
menyatakan bahwa tidak semua pengusaha muncul lewat kelompok masyarakat yang
menghargai kewirausahaan. Mereka memilih
untuk berwirausaha karena ada tekanan, dan juga merupakan asimilasi sosial.
- Kombinasi
dari Ketiga Faktor
Karena ketekunan sangatlah sulit untuk diraih pada usia
yang dewasa, sebaiknya jiwa kewirausahaan ditanamkan pada anak – anak. Sebuah
studi di sebuah TK mengindikasikan bahwa setiap satu dari empat anak yang ada
menunjukkan sifat kewirausahaan. Setelah beranjak ke usia remaja, hanya 3
persen dari mereka yang masih mempertahankan sifat tersebut. Pelajaran di
sekolah tidak mengajarkan sifat kewirausahaan, dan pada nyatanya lebih ke
pengajaran teori dan individu. Kreativitas dan kemampuan anak – anak pun
menjadi berkurang, padahal kreativitas itulah yang menjadi senjata utama dari
pengusaha.
Wilson Harrell, seorang konsultan bisnis,
merekomendasikan para orang tua untuk tidak memberikan uang saku kepada anaknya
secara cuma – cuma. Contohnya, di umur 6 tahun, Harrell memiliki stan lemon.
Stan lemon itu disuplai oleh ayahnya, mulai dari lemon, gla, dsb. sedangkan
Harrell yang bekerja. Di akhir bulan, semua profit dibagi rata. Dia percaya,
bahwa pelajaran ini akan mengajarkan anak untuk bertanggungjawab dan
menunjukkan kepada mereka tentang pentingnya berusaha. Sebagai hasilnya, anak
belajar bagaimana integritas bukanlah sebuah putih di atas kertas, melainkan
sebuah jalan hidup.[2]
C.
BERFIKIR KREATIF & INOVATIF
Berfikir
kreatif & inovativ biasanya dimulai dengan mencari ide ide baru lalu
Mengembangkan Ide Kreatif dan Inovatif tersebut dan diimplementasikan terhadap
sebuah usaha
Ø
Pengertian
kreatif
Menurut Coleman dan Hamman, berfikir kreatif adalah berfikir yang menghasilkan metode baru, konsep baru, pengertian baru, perencanaan baru, dan seni baru.
Rawlonston menjelaskan bahwa berfikir kreatif dinamakan berfikir divergen atau lateral, yaitu menghubungkan ide atau hal-hal sebelumnya tidak berhubungan
Menurut Coleman dan Hamman, berfikir kreatif adalah berfikir yang menghasilkan metode baru, konsep baru, pengertian baru, perencanaan baru, dan seni baru.
Rawlonston menjelaskan bahwa berfikir kreatif dinamakan berfikir divergen atau lateral, yaitu menghubungkan ide atau hal-hal sebelumnya tidak berhubungan
. Kreatifitas merupakan salah
satu kemampuan manusia yang dapat memberi kepuasan dan keberhasilan hidup.
Orang kreatif tidak akan ikut dalam deretan panjang pencari kerja, karena dia sendiri yang akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya dan orang lain.
Orang kreatif tidak akan ikut dalam deretan panjang pencari kerja, karena dia sendiri yang akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk dirinya dan orang lain.
o
Ciri
dan sifatberfikir kreatif
Menurut Denny dan Davis dalam penelitian terhadap para penulis dan arsitek yang kreatif melalui identifikasi oleh anggota profesi mereka, menghasilkan bahwa orang yang mempunyai kreatifitas yang tinggi itu cenderung memiliki ciri-ciri:
a. Fleksibel, artinya luwes, tidak kaku harus mau menerima ide orang lain.
b. Tidak Konvensional, artinya tidak lugu, apa adanya
c. Eksentrik (aneh), artinya mempunyai pola pikir yang berbeda dengan orang lain.
d. Bersemangat, artinya mempunyai antusias yang tinggi.
e. Bebas, tidak mau terikat pada aturan-aturan tertentu.
f. Berpusat pada diri sendiri.
g. Bekerja keras
h. Berdedikasi, artinya memiliki keteguhan yang tinggi.
i. Intelegen, memiliki pemikiran yang tinggi.
Menurut Denny dan Davis dalam penelitian terhadap para penulis dan arsitek yang kreatif melalui identifikasi oleh anggota profesi mereka, menghasilkan bahwa orang yang mempunyai kreatifitas yang tinggi itu cenderung memiliki ciri-ciri:
a. Fleksibel, artinya luwes, tidak kaku harus mau menerima ide orang lain.
b. Tidak Konvensional, artinya tidak lugu, apa adanya
c. Eksentrik (aneh), artinya mempunyai pola pikir yang berbeda dengan orang lain.
d. Bersemangat, artinya mempunyai antusias yang tinggi.
e. Bebas, tidak mau terikat pada aturan-aturan tertentu.
f. Berpusat pada diri sendiri.
g. Bekerja keras
h. Berdedikasi, artinya memiliki keteguhan yang tinggi.
i. Intelegen, memiliki pemikiran yang tinggi.
o
Berdasarkan
penelitian, kreatifitas dapat diidentifikasikan menjadi 3 tipe.
a. Menciptakan
b. Memodifiasi
c. Mengkombinasikan
a. Menciptakan
b. Memodifiasi
c. Mengkombinasikan
o
Para
peneliti membuat empat variasi hubungan kreatifitas dengan intelegensi yaitu:
a. Kreatifitas rendah, intelegensi rendah
b. Kreatifitas tinggi , intelegensi tinggi
c. Kreatifitas rendah, intelegensi tinggi
d. Kreatifitas tinggi, intelegensi rendah
4. Pengertian dan arti penting Inovasi
a. Kreatifitas rendah, intelegensi rendah
b. Kreatifitas tinggi , intelegensi tinggi
c. Kreatifitas rendah, intelegensi tinggi
d. Kreatifitas tinggi, intelegensi rendah
4. Pengertian dan arti penting Inovasi
Ø Inovatif adalah berfikir untuk menemukan
suatu penemuan atau terobosan yang menghasilkan produk baru yang belum pernah
ada sebelumnya atau mengerjakan sebuah produk yang sudah ada dengan cara baru.
sedangkan inovasi lahir dari cara berpikir yang inovatif.
Schumpeter, mengatakan inovasi adalah pembeda antara seseorang wirausahawan dan pengusaha biasa. Inovasi harus berlangsung sepanjang waktu. Bila seorang pengusaha tidak melakukan inovasi, maka ia bukanlah seorang wirausahawan. Agar usaha yang dilakukan terus menghasilkan keuntungan dan berumur panjang, maka inovasi harus dilakukan terus-menerus.
sedangkan inovasi lahir dari cara berpikir yang inovatif.
Schumpeter, mengatakan inovasi adalah pembeda antara seseorang wirausahawan dan pengusaha biasa. Inovasi harus berlangsung sepanjang waktu. Bila seorang pengusaha tidak melakukan inovasi, maka ia bukanlah seorang wirausahawan. Agar usaha yang dilakukan terus menghasilkan keuntungan dan berumur panjang, maka inovasi harus dilakukan terus-menerus.
Ø
Prinsip-prinsip
inovasi
o
Prinsip
keharusan
1) Keharusan menganalisis peluang
2) Keharusan memperluas usaha
3) Keharusan untuk bertindak efektif
4) Keharusan untuk tidak berfikir muluk
1) Keharusan menganalisis peluang
2) Keharusan memperluas usaha
3) Keharusan untuk bertindak efektif
4) Keharusan untuk tidak berfikir muluk
o
Prinsip
larangan
1) Larangan untuk berlagak pintar
2) Larangan untuk rakus
3) Lararangan untuk berfikir terlalu jauh kedepan
1) Larangan untuk berlagak pintar
2) Larangan untuk rakus
3) Lararangan untuk berfikir terlalu jauh kedepan
o
Mengembangkan
cara berfikir inivatif
1) Biasakan memiliki mimpi
2) Perkayalah sumber ide
3) Biasakan diri menerima perbedaan dan perubahan
4) Tumbuhkan sikap empati.
1) Biasakan memiliki mimpi
2) Perkayalah sumber ide
3) Biasakan diri menerima perbedaan dan perubahan
4) Tumbuhkan sikap empati.
Ø
Teknik
mengembangkan inovasi
Kemenangan dapat diciptakan dengan kita menciptakan pasar baru dalam inovasi, inovasi dan bisnis ibarat dua sisi dari mata uang, salang berkaitan, inovasi harus terus dibangun melalui budaya kreatif mengikuti tren perubahan dan membangun pasar
seseorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi
Kemenangan dapat diciptakan dengan kita menciptakan pasar baru dalam inovasi, inovasi dan bisnis ibarat dua sisi dari mata uang, salang berkaitan, inovasi harus terus dibangun melalui budaya kreatif mengikuti tren perubahan dan membangun pasar
seseorang wirausaha harus segera menerjemahkan mimpi-mimpinya menjadi inovasi
D.
Hambatan
Berfikir kreatif
Hal-hal
yang dapat membunuh dan menghilangkan kreativitas Setiap orang memiliki potensi
untuk menjadi kreatif. Namun sebagaimana yang kita sampaikan diatas, banyak
orang yang menjadi pengangguran intelektual, tidak berubah hidup menjadi lebih
baik, disebabkan oleh kurangnya keberanian dan kreativitas. Apa yang menjadi
penyebab, hilang dan berkurangnya kreativitas :
1. Pikiran Negatif
2. Lingkungan yang buruk
3. Kata-kata yang meracuni
4. Motivasi yang
rendah
5. Perceptual
- Membatasi penyelesaian problem dengan asumsi yang tidak perlu
- Stereotyping : berpikir konvensional
- Terlalu banyak atau sedikit informasi
- Persepsi itu tentang bagaimana cara seseorang memandang suatu hal
- Membatasi penyelesaian problem dengan asumsi yang tidak perlu
- Stereotyping : berpikir konvensional
- Terlalu banyak atau sedikit informasi
- Persepsi itu tentang bagaimana cara seseorang memandang suatu hal
6. Emotional
- Takut mengambil resiko
- Tidak menyukai ketidakpastian
- Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan
- Menganggap remeh suatu masalah
- Tergesar gesa menyelesaikan masalah
- Takut mengambil resiko
- Tidak menyukai ketidakpastian
- Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan
- Menganggap remeh suatu masalah
- Tergesar gesa menyelesaikan masalah
7. Imagination
8. Cultural
- Kultur menghambat perngakumulasian gagasan
- Takut tampil berbeda dari yang lain
- Takut mengambil tindakan/mengemukakan gagasan yang kemungkinan bakal dianggap kontroversial.
- Kultur menghambat perngakumulasian gagasan
- Takut tampil berbeda dari yang lain
- Takut mengambil tindakan/mengemukakan gagasan yang kemungkinan bakal dianggap kontroversial.
9. Expressive
10. Intellectual
- Telalu mengandalkan logika
- Enggan menggunakan intuisi
- Menggunakan pengalaman atau cara lama yang terbukti efektif hasilnya.
- Telalu mengandalkan logika
- Enggan menggunakan intuisi
- Menggunakan pengalaman atau cara lama yang terbukti efektif hasilnya.
11. Environmental
Kurangnya dukungan sarana dan prasarana kerja :
- Tidak ada kerjasama dan rasa saling percaya antara tim kerja
- Alasan bersifat otoriter, tidak menghargai pendapat orang lain
- Gangguan rutin, misalnya telepon tamu yang tidak putus putus dan ruang kerja yang bising
- Kurangnya dukungan untuk mematangkan gagasan
- Budaya kebersamaan (solidaritas) atau anti persainga
Kurangnya dukungan sarana dan prasarana kerja :
- Tidak ada kerjasama dan rasa saling percaya antara tim kerja
- Alasan bersifat otoriter, tidak menghargai pendapat orang lain
- Gangguan rutin, misalnya telepon tamu yang tidak putus putus dan ruang kerja yang bising
- Kurangnya dukungan untuk mematangkan gagasan
- Budaya kebersamaan (solidaritas) atau anti persainga
E. Syarat
berfikir kreatif
Menurut Ahmad Abdul Jawwad ada
empat syarat fundamental agar dapat berfikir kreatif dan inovatif, disingkat
POSE yaitu :
Ø
Produktivitas
tinggi, yakni kemampuan untuk menghasilkan jawaban sebanyak mungkin untuk satu
pertanyaan
Ø
Orisinalitas tinggi, yakni kemampuan
menghasilkan gagasan yang unik dan baru yang belum pernah dikenal sebelumnya
Ø
Sensitivitas yang tinggi terhadap berbagai
permasalahan yang mungkin saja tidak sampai mengusik sensisitivitas kebanyakan
orang biasa
Ø
Elastisitas yang tinggi, yakni kemampuan
menghasilkan pemikiran variatif sebanyak mungkin.
Kecendrungan
dan Sifat Orang Kreatif
Seorang yang kreativ memiliki berbagai karakter dan sifat yang dapat menumbuhkan krativitas dalam dirinya. Sifat itu antara lain :
Seorang yang kreativ memiliki berbagai karakter dan sifat yang dapat menumbuhkan krativitas dalam dirinya. Sifat itu antara lain :
Ø
Memiliki
kepercayaan yang besar kepada dirinya
Ø
Berani
untuk melakukan tindakan dan perubahan berdasarkan ide dan gagasannya
Ø
Bersikap kritis dan tidak mudah begitu saja
menerima suatu kesimpulan, tapi melakukan pengkajian ulang dan penelitian
Ø
Menjauhkan diri dari rutinitas kerja, dan
menyukai hal-hal dan tindakan-tindakan baru
Ø
Tidak mudah menyerah dan berputus asa untuk
mencari jawaban atas pertanyaan yang dilontarkannya sendiri
Ø
Tidak
suka menekankan dominasinya kepada orang lain
Ø
Siap menerima ide baru, gagasan baru dan
pendapat dari orang lain.
Bagaimana Menjadi Orang yang Kreatif
ü
Bukalah
pikiran anda untuk menerima ide dan gagasan baru dan Jangan menghakimi ide dan
gagasan anda sendiri
ü
Miliki
keyakinan dan kepercayaan diri yang tinggi pada kemampuan anda
ü
Lakukan
dan Ikuti kegiatan yang dapat memicu munculnya kreativitas terutama seperti
seminar, pelatihan, diskusi/brainstorming
ü
Perkaya pikiran dan hati anda dengan membaca
dan mengikuti ilmu-ilmu yang terbaru dan mengembangkan kreativitas
ü
Pelajari Biografi orang sukses dan kreatif
terutama dibidang yang ingin anda geluti
ü
Biasakan melakukan perenungan, silence dan
mencatat gagasan anda
ü
Lakukan
tindakan dan kegiatan yang berbeda tiap hari. Jangan biarkan diri anda terjebab
rutinitas. Misalnya, lewati jalan lain dari yang biasa anda lewati, baca
buku-buku terbaru, berteman dengan orang-orang yang baru,
ü
Jangan menghakimi ide dan gagasan orang lain
ü
Laksanakan keberanian untuk bertindak
melaksanakan ide dan gagasan anda. Kemudian lakukan evaluasi dan koreksi untuk
lebih baik, setelah bertindak.
ü
Isilah pikiran anda dengan music, humor,
gambar-gambar, puisi, karya seni, permainan untuk dapat mengaktifkan terus otak
kanan anda, karena kreativitas terletak pada otak kanan.
ü
Lakukan perjalan wisata dan kunjungan berkala
menuju tempat-tempat yang belum pernah anda kunjungi, tempat-tempat yang dapat
memunculkan inspirasi, penyegaran dan ketenangan pikiran seperti pantai, air
terjun, gunung, taman bunga, kebun, danau.
Demikianlah, cara dahsyat untuk meraih kesuksesan dengan membangkitkan pikiran dan mental kreatif.
Demikianlah, cara dahsyat untuk meraih kesuksesan dengan membangkitkan pikiran dan mental kreatif.
No comments:
Post a Comment